Bulutangkis Untuk Anak Usia Dini
Bulutangkis Sebagai Pilihan
Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa anak saya akan menyukai permainan bulutatangkis. Awalnya adalah gagasan untuk memberikan sebuah kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan bagi anak. Saat itu, usianya beranjak 7 tahun. Karena saya dan istri menyukai olah raga renang, maka kami memasukkannya pada sebuah klub renang di Depok, Jawa Barat. Semua kelihatan berjalan dengan baik dan menyenangkan. Anak saya menyukai peer group barunya. Saya dan istri kemudian terseret dan ikut berenang dengan jadwal latihan renang anak yang tiga kali per minggu. Semuanya sehat dan bahagia. Berenang menjadi kegiatan rutin keluarga.
Rutinitas tersebut berlangsung selama dua tahun. Sampai suatu ketika, karena suatu hal, anak saya keluar dari klub renangnya. Walaupun kami masih menyempatkan diri untuk berenang pada setiap hari libur, anak saya tampaknya tetap gelisah. Ia kehilangan arena bermain dan teman bermain.
Mulailah kami mencari klub olah raga untuk pembinaan anak usia dini. Satu persatu klub olah raga yang ada di sekitar kota Depok kami kunjungi. Belum juga ada jenis oalah raga yang menarik perhatiannya. Sampailah pada suatu ketika, kami mengunjungi sebuah klub bulutangkis PB Prima Cipta Utama yang menggunakan Balai Rakyat Depok Utara sebagai tempat berlatih. Saat itu hari minggu, ketika anak-anak sedang berlatih tanding. Tidak disangka, anak saya langsung menyatakan keinginannya untuk ikut latihan bulutangkis. Pulang dari tempat itu, ia memaksa untuk membeli semua perlengkapan dan peralatan bulutangkis. Ini adalah pilihannya dan kami sebagai orang tua gembira karena ia telah menemukan jenis olah raga pilihannya.
Hampir tiga tahun ia menekuni bulutangkis dengan semangat yang tetap menggebu-gebu. Saya tidak pernah berlatih secara sistematis dan tidak pernah bermain bulutangkis sebagai sarana rekreasi. Pemahaman saya sama sekali kosong tentang olah raga ini. Tapi, karena keterlibatan anak saya pada olah raga ini, saya merasa perlu untuk mengenal dan memahami olah raga ini. Sasaran pertama adalah toko buku. Herannya, buku tentang bulutangkis dalam bahasa Indonesia sangat langka. Kekosongan itu mendorong saya melakukan penjelajahan di dunia maya untuk mendapatkan gambaran tentang segala hal tentang bulutangkis, khususnya pelatihan bulutangkis untuk anak usia dini.
Awalnya Adalah Kegembiraan Anak
Permainan bulutangkis atau badminton memang memacu kegairahan dan kegembiraan anak-anak. Kita dapat melihat anak-anak melakukan permainan ini hampir di setiap pelosok kampung di Indonesia. Dengan peralatan seadanya, sebilah papan sebagai pengganti raket dan shuttlecock yang nyaris gundul atau buatan sendiri dari bulu ayam, mereka dapat bermain dengan gembira.
Saat menemani anak berlatih di PB Cipta Prima Utama,saya melihat dan merasakan gelora kegembiraan dan pijar semangat anak-anak bermain di lapangan. Pada satu tempo, energi mereka seakan meledak saat menyerang dengan pukulan smash, disusul gerakan lembut net shot. Seakan energi mereka tidak pernah habis. Adalah sebuah kebahagiaan mengikuti perkembangan kemampuan anak-anak dalam mengelola dan mengendalikan tubuh. Getaran kegembiraan dan semangat anak-anak saat berlatih dan bermain dapat mengurangi perasaan getir melihat semakin berkurangnya sarana bermain dan berkumpul untuk anak-anak perkotaan di Indonesia.
Bulutangkis memang memikat minat anak-anak. Permainan ini kelihatan seperti campuran permainan pedang-pedangan dengan permainan galasin/gobaksodor/benteng. Permainan bulutangkis memang membutuhkan kecepatan reflek, ketepatan membaca reaksi lawan, kemampuan menguasai lapangan seorang pemain anggar serta kealotan dan kelenturan tubuh seorang pesenam. Daya tahan mental dan fisik serta kemampuan pengelolaan dan pengendalian tubuh yang diperoleh melalui latihan bulutangkis memberikan anak-anak kesehatan dan sekaligus permainan yang menyenangkan. Dalam latihan bersama dalam klub, kegiatan ini membantu mengembangkan kemampuan anak membangun hubungan sosial. Inilah yang kita, sebagai orang tua, harapkan diperoleh anak-anak pada masa pertumbuhan dan perkembangannya.
Ketika Permainan Berubah Menjadi Persaingan
Akan tetapi, kegembiraan anak-anak dalam proses pembentukan diri itu sering terganggu. Suatu waktu, anak saya keluar lapangan sambil menangis. Ia kalah angka ketika bermain (tunggal) ketika berhadapan dengan seorang anak yang baru masuk klub. Saya belum pernah melihatnya bersikap seperti itu. Biasanya, menang atau kalah angka dalam setiap permainan, ia ke luar lapangan dengan semangat yang tetap menggelora. Di pinggir lapangan, ia biasanya mengulang dengan bangga pukulan-pukulan yang dianggapnya berhasil atau memperbaiki pukulan-pukulan yang dianggapnya gagal. Ketika ia menangis ke luar lapangan, saya dapat merasakan kesedihan dan memahami perasaan.
Pada permainan tadi, beberapa orang dewasa menonton di pinggir lapangan dan memberikan dorongan yang berlebihan. Penonton dewasa tersebut berteriak, “ayo …jangan kalah sama anak baru…bantai …libas.” Disadari atau tidak, mereka telah merubah lapangan bulutangkis tersebut dari arena “permainan” anak-anak menjadi arena “persaingan” orang dewasa. Anak saya tidak siap ketika didorong masuk ke dalam arena persaingan. Selama ini, ia kelihatannya memperlakukan bulutangkis sebagai permainan dan olah raga yang menyenangkan dan bukan sebagai ajang persaingan. Keceriaan bermain hilang dalam penampilannya. Ia ke luar lapangan tidak lagi sebagai layaknya anak-anak yang gembira setelah puas bermain dengan temannya. Ia ke luar lapangan sebagai orang kalah, anak yang gagal memenuhi harapan orang dewasa yang berada di luar lapangan.
Kejadin seperti ini sering saya lihat berlangsung di lapangan bulutangkis. Bahkan, ada anak yang masih berumur balita menangis ketika kalah angka ketika bermain dengan anak seusianya. Menurut saya, mereka terlalu dini untuk merasakan sebuah kegagalan. Gagal memenuhi harapan orang dewasa. Anak-anak ikut klub bulutangkis pada usia dini agar bisa bermain dengan gembira bersama anak-anak seusianya sekaligus menjadi sehat dan kuat melalui olah raga yang menyenangkan secara teratur. Bukan untuk mengumpulkan angka-angka dalam suatu sistem pertandingan yang dirancang oleh orang dewasa.
Mengejar Prestasi Menjadi Juara
Fantasi akan kemenangan dan ambisi orang dewasa terasa lebih kental pada saat turnamen atau kompetisi. Dalam keramaian pertandingan bulutangkis, anak-anak masuk dalam tantangan persaingan, penuh dengan fantasi sang anak atau harapan para orangtua dan pelatih akan kemenangan. Ada yang kelihatan menggelembung menikmati tantangan dan ada yang tampak menciut merana. Perasaan gembira dan sedih muncul saat menyelesaikan pertandingan.
Orang tua, pendamping dan pelatih mengamati dengan tegang setiap hasil tindakan anak-anak di lapangan. Mereka menahan nafas, melonjak gembira bila anaknya mendapat angka, mengeluh saat anaknya gagal dan tampak geram dan kesal melihat sang anak berulang kali melakukan kesalahan yang sama. Setiap kemenangan akan membayar segala penderitaan yang telah ditanggung orang tua selama ini untuk mendukung kegiatan. Kemenangan anak didik akan melepaskan beban pelatih dalam membina sang anak dalam olah raga bulutangkis. Semakin jauh beda angka yang didapat sang anak meninggalkan lawannya, semakin membenarkan segala penderitaan mereka. Jerih payah telah menghasilkan buahnya!
- "Putri saya pernah merebut piala juara Kota Madya pada pertandingan antar Sekolah Dasar dan menyingkirkan lawan yang mengalahkannya tahun lalu," kata seorang bapak dengan dengan nada puas sambil menyambut anaknya, kelas 5 Sekolah Dasar, yang baru saja memenangkan pertandingan.
- "Putra saya akan mewakili kota ini dalam PORDA yang akan datang," kata seorang ibu dengan bangga menunjuk anaknya, kelas 1 SMA, yang berhasil mengalahkan semua lawan.
Tidak dapat disangkal, aspirasi dan dukungan orangtua sangat menentukan lahirnya seorang juara bulutangkis. Anak-anak tidak dapat bepergian untuk bertanding bulutangkis tanpa ijin dan restu orangtua. Untuk semua waktu, uang dan dukungan yang telah mereka berikan bagi kegiatan bulutangkis si anak, banyak orangtua mengharapkan sesuatu sebagai imbal baliknya. Mereka mempunyai suatu harapan dari semua pengorbanan tersebut. Mereka menginginkan sesuatu pada masa yang akan datang. Akan tetapi, apakah para orangtua mempunyai gambaran yang jelas tentang sesuatu yang dia harapkan dari dukungannya terhadap segala urusan bulutangkis si anak? Apakah motif dan ambisi orangtua tersebut sama dengan motif dan ambisi sang anak? Bila sama, apakah cita-cita pada masa depan itu dicapai dengan cara yang benar? Apakah demi bayangan keberhasilan pada masa depan, pertumbuhan dan perkembangan si anak harus ditempatkan pada satu alur tanpa pilihan? Apakah orangtua menyadari bahwa semua rencana dan usaha untuk menjadikan anaknya menjadi juara Sudirman Cup, Thomas Cup, Uber Cup, All England atau Olimpiade sepuluh tahun mendatang merupakan tantangan yang luar biasa? Apakah orang tua dapat membayangkan bahwa dalam rentang sepuluh tahun mendatang, si anak bisa saja berubah haluan hidupnya dan meninggalkan bulutangkis sama sekali?
Kembalikan Kegembiraan Anak
Bulutangkis pada usia dini adalah salah satu sarana bagi anak untuk mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan bermain bersama temannya. Inilah sumbangan yang paling berharga dari olah raga bulutangkis untuk membantu perkembangan anak-anak: "mengisi masa kini anak-anak dengan kegiatan dan lingkungan yang sehat dan merangsang pertumbuhan."
Untuk masa depan, satu hal yang bisa jadi pegangan para orang tua. Bila sang anak mempunyai bakat, hasrat dan kemauan untuk menjadi juara, dan anda ingin perkembangan dirinya berjalan dengan baik, maka dukunglah agar ia dapat berlatih dengan benar dan teratur agar dapat meningkatkan diri sampai batas kemampuannya. Sekali lagi, jangan paksa anak menjadi sesuatu yang anda bayangkan.
Memahami Olah Raga Bulutangkis
Selama mengamati perkembangan anak saya latihan bulutangkis, saya berusaha untuk mencari literatur yang bisa membantu memahami permainan tersebut. Literatur berbahasa Indonesia yang tersedia di toko buku, yang tidak terlalu banyak jumlahnya, memberikan gambaran kasar tentang bulutangkis. Saya mendapat gambaran tentang ukuran lapangan, peralatan, peraturan permainan, teknik dasar pukulan dan berbagai contoh latihan fisik untuk atlit bulutangkis. Akan tetapi, pertanyaan dasar tentang sifat khas permainan ini belum terjawab. Misalnya, berapa kecepatan maksimal shuttle cock? Bagaimana mengayunkan raket untuk menghasilkan kekuatan maksimal? Kemampuan tubuh seperti apa yang harus dikuasai seorang atlit untuk dapat bereaksi terhadap kecepatan maksimal shuttle cock? Latihan fisik seperti apa yang sesuai dengan pertumbuhan anak-anak? Bagaimana kita mengetahui bahwa anak telah mengalami over training? Bagaimana mengatasi cidera pada saat latihan? Dan banyak pertanyaan lainnya. Semakin banyak saya membaca dan berdiskusi dengan para pelatih dan pemain bulutangkis, semakin terasa kekurangan pengetahuan saya tentang masalah ini.
SEPUTAR BULUTANGKIS adalah layaknya buku catatan perkembangan pemahaman saya tentang olah raga bulutangkis dan sarana berdiskusi dengan para orang tua, pelatih dan semua orang yang tertarik dalam pembinaan olah raga bulutangkis untuk usia dini. Salah satu website yang saya nilai cukup baik memberi gambaran tentang olah raga bulutangkis adalah adalah websitenya Jake Downey. Dalam webnya, Downey memberikan dua buah buku tentang bulutangkis secara gratis dan berbagai artikel tentang pembinaan bulutangkis untuk anak usia dini. Secara garis besar, tulisan ini merupakan gagasan Downey yang saya sadur secara bebas. Tanggungjawab atas tulisan ini tetap ada pada saya.
Seputar Bulutangkis
bulutangkisindonesia.blogspot.com