Google
 

16 May 2007

Total Badminton

Icuk Sugiarto dan Buku "Total Badminton"



MENGEJUTKAN memang. Sebab selama ini orang mengenal dirinya sebagai seorang tokoh yang kritis terhadap permasalahan yang menyangkut cabang bulutangkis. Jika ada yang tidak berkenan di hatinya, tokoh ini akan mengkritik habis-habisan, dan terkadang membuat orang yang dikritiknya jadi "gregetan."

Pada Rabu (20/11) lalu, tokoh yang bernama H Icuk Sugiarto memasuki tahap berikutnya dengan melengkapi karir bulutangkisnya setelah sebelumnya menjadi pemain, pelatih dan pengurus, saat ini tampil sebagai penulis dengan meluncurkan sebuah buku panduan berlatih berjudul "Total Badminton."

Kehadiran buku tersebut mengejutkan sejumlah tokoh dan pengamat bulutangkis nasional. Mereka sangat merespon kehadiran buku tersebut. Ini terbukti dengan hadirnya Ketua Umum PB PBSI Chairul Tanjung, Dirjen Olahraga Prof Dr Toho Cholik Mutohir, pengamat olahraga nasional MF Siregar, mantan Menpora Hayono Isman, mantan pebulutangkis Ferry Soneville serta mantan pebulutangkis lainnya dan juga terlihat sejumlah mantan atlet nasional seperti Yayuk Basuki dan suaminya Suharyadi, serta sprinter Purnomo.

Ketua Umum PB PBSI Chairul Tanjung dan Mendiknas Prof Dr Malik Fadjar saat menerima Icuk Sugiarto yang kini juga Ketua Umum Pengda PBSI DKI Jakarta, sama-sama berjanji akan memanfaatkan buku "Total Badminton" sebagai bacaan resmi mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Umum (SMU), serta akan digunakan sebagai buku panduan di setiap perkumpulan bulutangkis di seluruh Indonesia.

Icuk sendiri menyatakan bahwa terbitnya buku ini didasari oleh minimnya buku-buku bulutangkis di Indonesia, padahal para pemain bulutangkis dunia sebagian besar berasal dari Indonesia. Padahal jika sebagian dari atlet bulutangkis nasional peduli pada masa depan prestasi cabang bulutangkis dengan menulis buku, maka bukannya tidak mungkin akan lahir pemain-pemain kaliber dunia dengan jumlah yang tidak sedikit.

Icuk juga menyadari bahwa dirinya hanya memiliki pengetahuan teknik dan membutuhkan sebuah sokongan akademis agar buku itu layak untuk dikonsumsi. Disamping itu dia juga mengakui bahwa pada terbitan pertama ini masih terdapat kekurangan, terutama dari segi pencetakan dan foto yang terpampang di dalam buku tersebut.

"Karena itu saya bekerjasama dengan akademisi dengan pendekatan ilmiah, terutama dalam bagian-bagian menyangkut latihan fisik," katanya merujuk dua pakar pendidikan olahraga Dr Furqon Hidayat dan Drs Kunto Kurniawan yang membantunya.

Ia berharap buku ini mampu memberikan panduan bagi para atlet bulutangkis, terutama pemula, untuk meningkatkan kemampuannya.

Sementara itu, Dr Furqon mengungkapkan beberapa bagian "Total Badminton" didasari riset pada 1992-1993. "Kami melakukan pengamatan langsung pada beberapa pemain dunia saat tampil di Indonesia, serta beberapa pemain Indonesia. Kami juga mengamati rekaman pertandingan."

Dari pengamatan itu, Furqon menyimpulkan bahwa tuntutan strandar aerobik dan anaerobik pemain bulutangkis lebih tinggi dibanding pemain tenis. Hal ini bisa dilihat dari intensitas pukulan, gerakan pemain, serta waktu in play (dalam permainan) dan off play (jeda antar-permainan).

3 comments:

Anonymous said...

bener juga ya pak icuk keluarin buku bulutangkis, thanks udah ingetin mau cari ah

Lefidus Malau said...

he ...he... kalau udah beli dan baca, kasih komentar yah. omong-omong, kalau ada content berbahasa indonesia yang membahas model latihan di Pelatnas Cipayung atau di Pusdiklat lain, saya mohon diberitahu. terima kasih sebelumnya.

Anonymous said...

dah ada yang dapat buku bulutangkisnya g???
nyari nya dimana ya kok susah banget

“ATHLETES FIRST, WINNING SECOND”